Kisah Sukses Sandiaga Uno - Kisah sukses sering memberikan kita inspirasi untuk mengikuti jejak sukses orang tersebut, Di Indonesia
sendiri sangat banyak orang sukses sebagai pengusaha atau entrepreneur
namun jarang yang seperti profile yang kita bicarakan ini. Seorang
pengusaha yang sukses dalam umur yang relatif masih muda yaitu dibawah
40 tahunan, Beliau adalah Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga Uno kini
memang telah sukses sebagai pengusaha dengan mengantongi dollar tebal
dikantong, tetapi kita harus melihat bagaimana sepak terjang beliau dan
perjuangan beliau sebelum sukses.
Usaha dan pengorbanan Sandiaga Salahuddin Uno sebelum sukses, yaitu sering jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya hendaknya menjadi perhatian kita sehingga kita beranggapan bahwa menjadi pengusaha itu juga butuh pengorbanan, Janan hanya melihat kesenangan atau kenikmatan yang mereka peroleh kini, karena itu akan memupuk rasa iri yang tidak baik, namun dengan mengetahui sederet sejarah dan cerita dibalik kesuksesan mere (sandiaga Salahuddin Uno salah satunya) kita akan lebih menghormati dan menghargai mereka, dan semoga kita juga nantinya seperti mereka yang telah sukses. Amin
OK, dalam artikel ini kita akan menjelaskan sedikit tentang Kisah sukses sandiaga uno. mari kita simak bersama, semoga kecipratan suksesnya kepada kita.
Sansiagan Uno ini mengatakan dirinya tidak mempersiapkan dirinya sebagai pengusaha, begitu juga orang tuanya, mereka malah lebih suka kalau sandiaga Uno bekerja di perusahaan. Nmuan menjadi pengusaha ini adalah pilihan terakhrinya, dan beliau mengatakan bahwa dirinya adalah pengusaha kecalakaan (sambil ketawa), karena memang tdk pernah bercita2 tetapi keadaan memaksa.
Lantas, bisnis apa yang telah membuat sandiaga uno ini sukses besar dalam bisnis ini. Kiprah bisnis Sandi kini dibentangkan lewat Grup Saratoga dan Recapital. Bisnisnya menggurita, mulai pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Namun, dia masih punya cita-cita soal pengembangan bisnisnya. "Saya ingin masuk ke sektor consumer goods. Dalam 5-10 tahun mendatang, bisnis di sektor tersebut sangat prospektif," katanya, optimistis.
Seorang pebisnis, kata dia, memang harus selalu berpikir jangka panjang. Bahkan, berpikir di luar koridor, berpikir apa yang tidak pernah terlintas di benak orang. "Mikir-nya memang harus jangka panjang."
Sandiaga uno semula adalah pekerja kantoran. Pasca lulus kuliah di The Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, pada 1990, Sandi mendapat kepercayaan dari perintis Grup Astra William Soeryadjaja untuk bergabung ke Bank Summa. Itulah awal Sandi terus bekerja sama dengan keluarga taipan
Dia kemudian menggandeng rekan sekolah semasa SMA, Rosan Roeslani, mendirikan PT Recapital Advisors. Pertautan akrabnya dengan keluarga Soeryadjaja membawa Sandi mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya bersama anak William, Edwin Soeryadjaja. Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang punya cadangan 928 juta ton batu bara.
Bisa dibilang, krisis membawa berkah bagi Sandi. "Saya selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusinya," katanya. Sandi mampu ”memanfaatkan” momentum krisis untuk mengepakkan sayap bisnis. Saat itu banyak perusahaan papan atas yang tersuruk tak berdaya. Nilai aset-aset mereka pun runtuh. Perusahaan investasi yang didirikan Sandi dan kolega-koleganya segera menyusun rencana. Mereka meyakinkan investor-investor mancanegara agar mau menyuntikkan dana ke tanah air. "Itu yang paling sulit, bagaimana meyakinkan bahwa Indonesia masih punya prospek."
Mereka membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk itu dan berada dalam perawatan BPPN - lantas berganti PPA -. Kemudian, mereka menjual perusahaan itu kembali ketika sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Dari bisnis itulah, nama Sandi mencuat dan pundi-pundi rupiah dikantonginya.
Sandi terlibat dalam banyak pembelian maupun refinancing perusahaan-perusahaan. Misalnya, mengakuisisi Adaro, BTPN, hingga Hotel Grand Kemang. Dari situlah, kepakan sayap bisnis Sandi melebar hingga kini.
Demikianlah kisah sukses sandiaga uno menjadi pengusaha yang kini namanya meroket dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Menjadi pengusaha pasti banyak lika likunya terutama dalam jatuh bangun membangun kerajaan bisnis, demikian pula ceritanya dengan pengusaha sukses bob sadino atau yg lainnya.
Usaha dan pengorbanan Sandiaga Salahuddin Uno sebelum sukses, yaitu sering jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya hendaknya menjadi perhatian kita sehingga kita beranggapan bahwa menjadi pengusaha itu juga butuh pengorbanan, Janan hanya melihat kesenangan atau kenikmatan yang mereka peroleh kini, karena itu akan memupuk rasa iri yang tidak baik, namun dengan mengetahui sederet sejarah dan cerita dibalik kesuksesan mere (sandiaga Salahuddin Uno salah satunya) kita akan lebih menghormati dan menghargai mereka, dan semoga kita juga nantinya seperti mereka yang telah sukses. Amin
OK, dalam artikel ini kita akan menjelaskan sedikit tentang Kisah sukses sandiaga uno. mari kita simak bersama, semoga kecipratan suksesnya kepada kita.
Kisah Sukses Sandiaga Uno | Pengusaha Muda
Sandiaga Salahuddin Uno, demikian namnya. Kalau anda tergabung dalam HIPMI atau Himpunan Pengusaha Muda INdonesia anda pasti mengenal seorang pemuda sandiaga Uno ini. Menurut The Globe Asia penyandang gelar MBA dari The George Washington University ini adalah orang terkaya ke 63 di Indonesia dengan jumlah kekayaan tidak kurang dari 245 juta dollar.Sansiagan Uno ini mengatakan dirinya tidak mempersiapkan dirinya sebagai pengusaha, begitu juga orang tuanya, mereka malah lebih suka kalau sandiaga Uno bekerja di perusahaan. Nmuan menjadi pengusaha ini adalah pilihan terakhrinya, dan beliau mengatakan bahwa dirinya adalah pengusaha kecalakaan (sambil ketawa), karena memang tdk pernah bercita2 tetapi keadaan memaksa.
Lantas, bisnis apa yang telah membuat sandiaga uno ini sukses besar dalam bisnis ini. Kiprah bisnis Sandi kini dibentangkan lewat Grup Saratoga dan Recapital. Bisnisnya menggurita, mulai pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Namun, dia masih punya cita-cita soal pengembangan bisnisnya. "Saya ingin masuk ke sektor consumer goods. Dalam 5-10 tahun mendatang, bisnis di sektor tersebut sangat prospektif," katanya, optimistis.
Seorang pebisnis, kata dia, memang harus selalu berpikir jangka panjang. Bahkan, berpikir di luar koridor, berpikir apa yang tidak pernah terlintas di benak orang. "Mikir-nya memang harus jangka panjang."
Sandiaga uno semula adalah pekerja kantoran. Pasca lulus kuliah di The Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, pada 1990, Sandi mendapat kepercayaan dari perintis Grup Astra William Soeryadjaja untuk bergabung ke Bank Summa. Itulah awal Sandi terus bekerja sama dengan keluarga taipan
tersebut. "Guru saya adalah Om William (William Soeryadjaja-Red)," tutur pria kelahiran 28 Juni 1969 itu.
Bapak dua anak itu kemudian sedikit terdiam. Pandangannya dilayangkan ke luar ruang, memandangi gedung-gedung menjulang di kawasan Mega Kuningan. "Saya masih ingat, sering didudukkan sama beliau (William Soeryadjaja-Red). Kami berdiskusi lama, bisa berjam-jam. Jiwa wirausahanya sangat tangguh," kenangnya. William tanpa pelit membagikan ilmu bisnisnya kepada Sandi. Dia benar-benar mengingatnya karena itulah titik awal dia mengetahui kerasnya dunia bisnis.
Di tanah Air, Sandi hanya bertahan satu setengah warsa. Dia harus kembali ke AS karena mendapat beasiswa dari bank tempatnya bekerja. Dia pun kembali duduk di bangku kuliah di George Washington University, Washington. Saat itulah, fase-fase sulit harus dia hadapi. Bank Summa ditutup. Sandi yang merasa berutang budi ikut membantu penyelesaian masalah di Bank Summa.
Sandi kemudian sempat bekerja di sebuah perusahaan migas di Kanada. Dia juga bekerja di perusahaan investasi di Singapura. ”Saya memang ingin fokus di bidang yang saya tekuni semasa kuliah, yaitu pengelolaan investasi,” tuturnya.
Mapan sejenak, Sandi kembali terempas. Perusahaan tempat dia bekerja tutup. Mau tidak mau, dia kembali ke Indonesia. "Saya berangkat dari nol. Bahkan, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orangtua," katanya.
Sandi mengakui, dirinya semula kaget dengan perubahan kehidupannya. "Biasanya saya dapat gaji setiap bulan, tapi sekarang berpikir bagaimana bisa bertahan," tutur pria kelahiran Rumbai itu. Apalagi, ketika itu krisis.
Bapak dua anak itu kemudian sedikit terdiam. Pandangannya dilayangkan ke luar ruang, memandangi gedung-gedung menjulang di kawasan Mega Kuningan. "Saya masih ingat, sering didudukkan sama beliau (William Soeryadjaja-Red). Kami berdiskusi lama, bisa berjam-jam. Jiwa wirausahanya sangat tangguh," kenangnya. William tanpa pelit membagikan ilmu bisnisnya kepada Sandi. Dia benar-benar mengingatnya karena itulah titik awal dia mengetahui kerasnya dunia bisnis.
Di tanah Air, Sandi hanya bertahan satu setengah warsa. Dia harus kembali ke AS karena mendapat beasiswa dari bank tempatnya bekerja. Dia pun kembali duduk di bangku kuliah di George Washington University, Washington. Saat itulah, fase-fase sulit harus dia hadapi. Bank Summa ditutup. Sandi yang merasa berutang budi ikut membantu penyelesaian masalah di Bank Summa.
Sandi kemudian sempat bekerja di sebuah perusahaan migas di Kanada. Dia juga bekerja di perusahaan investasi di Singapura. ”Saya memang ingin fokus di bidang yang saya tekuni semasa kuliah, yaitu pengelolaan investasi,” tuturnya.
Mapan sejenak, Sandi kembali terempas. Perusahaan tempat dia bekerja tutup. Mau tidak mau, dia kembali ke Indonesia. "Saya berangkat dari nol. Bahkan, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orangtua," katanya.
Sandi mengakui, dirinya semula kaget dengan perubahan kehidupannya. "Biasanya saya dapat gaji setiap bulan, tapi sekarang berpikir bagaimana bisa bertahan," tutur pria kelahiran Rumbai itu. Apalagi, ketika itu krisis.
Dia kemudian menggandeng rekan sekolah semasa SMA, Rosan Roeslani, mendirikan PT Recapital Advisors. Pertautan akrabnya dengan keluarga Soeryadjaja membawa Sandi mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya bersama anak William, Edwin Soeryadjaja. Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang punya cadangan 928 juta ton batu bara.
Bisa dibilang, krisis membawa berkah bagi Sandi. "Saya selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusinya," katanya. Sandi mampu ”memanfaatkan” momentum krisis untuk mengepakkan sayap bisnis. Saat itu banyak perusahaan papan atas yang tersuruk tak berdaya. Nilai aset-aset mereka pun runtuh. Perusahaan investasi yang didirikan Sandi dan kolega-koleganya segera menyusun rencana. Mereka meyakinkan investor-investor mancanegara agar mau menyuntikkan dana ke tanah air. "Itu yang paling sulit, bagaimana meyakinkan bahwa Indonesia masih punya prospek."
Mereka membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk itu dan berada dalam perawatan BPPN - lantas berganti PPA -. Kemudian, mereka menjual perusahaan itu kembali ketika sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Dari bisnis itulah, nama Sandi mencuat dan pundi-pundi rupiah dikantonginya.
Sandi terlibat dalam banyak pembelian maupun refinancing perusahaan-perusahaan. Misalnya, mengakuisisi Adaro, BTPN, hingga Hotel Grand Kemang. Dari situlah, kepakan sayap bisnis Sandi melebar hingga kini.
Demikianlah kisah sukses sandiaga uno menjadi pengusaha yang kini namanya meroket dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Menjadi pengusaha pasti banyak lika likunya terutama dalam jatuh bangun membangun kerajaan bisnis, demikian pula ceritanya dengan pengusaha sukses bob sadino atau yg lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar